Dengan berlinang air mata aku menulis ini (T.T)
Ibu . . .
Ibu...
Di mata daku engkau adalah malaikat pertama, kedua dan ketiga,
dari lima malaikat dalam hidupku
Semua yang bersumber darimu adalah motivasi tiada terbeli,
Oase yang tiada pernah kemarau,
Dan simbol kesucian cinta tiada dua
Ibu...
Tiada pernah bisa ku balas semua budimu
Bahkan bongkahan berlian pun dibuat cemburu
Karena tiada pernah bisa menadingi kemilaumu;
Kemilau pemberi kasih tanpa pamrih
Ibu...
Jika kelak daku mampu
mencapai ilmu yang tinggi;
Hidup bergelimang materi dan disegani
Di manapun daku berdiri
Tiada pernah reda hujan puji,
Apalah arti dari semua yang kumiliki
Jika hatimu masih kerap ku lukai ?
Ibu...
Jikalau kau izinkan daku bersujud
Ku akan bersujud menangis di telapak kakimu
Karena belumlah daku mampu memberikan kedamaian
Dari fase dewasaku,
Karena belumlah senyum kebanggaan yang bisa daku persembahkan
Di masa senjamu...
Melainkan serangkaian
kekecewaan dan kekhawatiran
Yang acap kali daku ciptakan sampai kini usia kian berkurang
Ibu...
Inilah buah hati yang dahulu sembilan bulan kau nanti
Buah hati yang sepenuh hati kau kasihi,
Namun kini tumbuh menjadi belati yang melukai
Ma’afkan daku ibu...
Daku mencintaimu selalu...(T.T)
Ketintang Surabaya, 04 November
2012 (19.35)
By : Dewi Nurjanah
0 komentar:
Posting Komentar