Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

15 Mei 2013

“ Cinta Sang Nabi “



“ Cinta Sang Nabi “

Ketika cinta memanggilmu, ikutilah dengannya
Meskipun jalan yang harus kau tempuh keras dan terjal
Ketika sayapnya merengkuhmu, serahkan dirimu kepadanya
Meskipun pedang-pedang yang ada di sayap itu mungkin akan melukaimu
Dan jika ia bicara padamu, percayalah
Meskipun suaranya akan membuyarkan mimpi-mimpimu
Bagaikan angin utara yang memporak-porandakan pertamanan
Cinta akan memahkotahi dan menyalibmu
Menumbuhkanmu dan memangsamu
Mengangkatmu naik, membelai ujung-ujung rantingmu yang gemulai dan membawanya ke matahari
Tapi cinta juga akan mencengkram, menggoyang akar-akarmu hingga tercerabut dari bumi
Bagai seikat gandum ia satukan dirimu dengan dirinya
Menebahkanmu hingga kau telanjang
Menggerusmu agar kau terbebas dari kulit luarmu
 Menggilasmu untuk memutihkan
Melumatmu hingga kau menjadi liat
Kemudian ia membawamu ke dalam api sucinya, hingga kau menjadi roti suci perjamuan kudus bagi Tuhan
Semua dilakukan cinta untukmu hingga kau mengetahui rahasia hatimu sendiri, dan dalam pengetahuan itu kau akan menjadi bagian hati kehidupan
Jangan biarkan rasa takut bersarang, agar kau tak hanya menjadikan cinta tempat mencari senang
Karena akan lebih baik bagimu untuk segera menutupi ketelanjangan dan berlalu di lantai penebahan cinta,
Menuju dunia tanpa musim, di mana engkau akan puas tertawa, gelak yang bukan tawamu, dan engkau akan menangis, air mata yang bukan tangisanmu
Cinta tidak memberi apapun kecuali dirinya sendiri dan tidak menerima apapun kecuali cinta itu sendiri
Ia tidak memiliki; dan tidak dimiliki
Karena cinta hanya untuk cinta
Ketika engkau mencintai jangan katakan, “Tuhan ada dalam hatiku” ; tapi katakan, “ Aku ada di hati Tuhan”
Dan jangan berfikir engkau dapat memilih jalan sendiri, karena cintalah, jika ia berkenan, yang akan mengarahkan jalanmu.
Cinta tidak pernah berhastrat selain pemenuhan dirinya.
Namun, jika engkau mencintai dan harus memiliki hastrat, biarlah ini yang menjadi hastratmu:
Melebur diri dan menjadi anak sungai yang mengalir melantunkan nyanyian ke peraduan malam
Mengetahui sakitnya rasa kelembutan
Terluka oleh pemahaman sendiri tentang cinta;
Berdarah dengan ikhlas penuh suka cita
Terbangun di saat fajar dengan hati bersayap dan menghaturkan puji syukur untuk hari-hari yang penuh cinta;
Beristirah di terik siang dan merenungkan puncak-puncak cinta
Pulang di petang hari dengan syukur sepenuh hati;
Lalu beranjak tidur dengan sepotong do’a untuk yang tercinta di dalam hatimu dan sebait lagu pujian di bibirmu.

“ Kahlil Gibran “

0 komentar:

Posting Komentar